Probolinggo.SGI. Makanan yang tidak aman dapat menimbulkan penyakit dan bahaya keracunan, karena itu pelaku usaha harus dapat memahami praktik-praktik keamanan pangan yang benar. Bahasan inilah yang menjadi sorotan dalam Bimbingan Teknis Pangan dalam rangka Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Industri Rumah Tangga, Rabu (21/6) di Bale Hinggil.
Event yang digelar Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kota Probolinggo ini diikuti oleh 90 orang pelaku usaha industri rumah tangga yang sudah memiliki nomor PIRT dan terdaftar di Online Single Submission Risk Based Approach (OSS RBA). Selama dua hari mereka akan memperoleh berbagai materi tentang penyuluhan keamanan pangan.
“Penyuluhan keamanan pangan membantu meningkatkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya mengikuti langkah-langkah keamanan pangan yang tepat untuk melindungi kesehatan,” jelas Plt. Kepala Dinkes P2KB dr. NH. Hidayati.
Menurut dr. Ida-sapaan akrabnya, pengetahuan tentang keamanan pangan tidak hanya penting untuk menjaga standar yang ada. Tetapi juga untuk mendukung inovasi dan pengembangan produk baru. “Pelaku makanan dan minuman yang memahami keamanan pangan dapat menciptakan dan memperkenalkan produk yang aman dan sesuai dengan permintaan konsumen. Penyuluhan ini membantu meningkatkan kesadaran tentang risiko dan langkah-langkah yang perlu diambil dalam pengembangan produk baru,” tuturnya.
Ia menjelaskan tujuan lain diselenggarakannya giat ini adalah untuk meningkatkan jumlah industri rumah tangga pangan (IRTP) yang memenuhi komitmen produksi pangan yang aman.
Dengan menghadirkan narasumber dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya dan Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kota Probolinggo, UMKM olahan pangan akan mendapatkan ilmu dari ahlinya.
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin dalam sambutannya mengatakan, giat ini sangatlah penting untuk dipahami dan diimplementasikan. Pemerintah telah beberapa kali melakukan giat serupa dengan sasaran yang berbeda. “Kenapa dilakukn lagi? Agar pemberian informasi dan edukasi ini dapat dilakukan secara masif dan menyeluruh.
Karena harapan kami dari pelaku usaha kecil menengah ini orientasinya bukan masalah keuntungan saja. Ada bahan-bahan yang murah tapi berbahaya seperti pewarna dan lain-lainnya jangan dipakai,” bukanya dalam sambutannya.
Mantan Anggota DPR RI ini menyerukan pentingnya masalah kesehatan yang dihasilkan dari produk olahan. “Dalam prinsip kehidupan apabila kita menyebabkan orang lain terdampak hal-hal yang kurang baik untuk kesehatannya. Kita yang menyebabkan ini, bisa kena dosa besar,” serunya.
Wali kota pun mengajak peserta bimtek untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya. Sebagai bekal untuk mengembangkan usaha agar tidak menimbulkan bahaya kesehatan di kemudian hari.
Karena masalah pangan ini tantangan. Mengubah kebiasaan sangatlah sulit, tapi asal kita mau dan berusaha, insha allah akan lebih baik. Jadi mudah-mudahan kegiatan ini ada dampak manfaatnya. Khususnya untuk meningkatkan mutu dan kualitas usaha bapak-ibu semuanya,” harapnya. Habib Hadi juga mengajak peserta bimtek turut aktif berdiskusi dan bertanya jawab soal masalah yang dihadapi di masing-masing pelaku usaha.
Ditemui sebelum seremoni, salah satu peserta bimtek, Nona Ipa Saripah warga Kelurahan Kebonsari Kulon Kecamatan Kanigaran menguraikan motivasinya mengikuti giat ini. “Saya pengen tahu apa yang saya belum ketahui, jika saya sudah tahu jadi lebih tahu dan paham lagi. Misalnya tentang produksi pangan itu harus bagaimana, pengolahannya bagaimana, limbahnya kemana, bagaimana cara merawat bahan-bahan pangan sebelum diolah,” ucapnya semangat.
Ibu dua orang anak ini juga mengaku telah beberapa kali mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah setempat. Ia mendapatkan keahlian membuat serbuk jahe tanpa gula dan serbuk temulawak pada 2017 silam oleh Disnaker.
Kegiatan ini kemudian dijadikan tambahan skill sehingga dirinya dapat menjangkau pasaran produk yang lebih luas lagi “Sementara pemasaran produk saya hanya di Kota Probolinggo saja dan Cirebon. Saya titip-titipkan ke saudara saya di Cirebon. Semoga nanti bisa lebih luas pasaran produk saya dikenal banyak orang tidak hanya disini dan Cirebon,” tutur ibu 45 tahun itu. (har).