Pasuruan,SGI. Kasus pernikahan dini, yakni pernikahan dibawah usia 21 tahun masih tinggi di wilayah Kecamatan Tosari. Sering kali ditemukan pada pernikahan dini, minimnya pengetahuan tentang pola asuh anak yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pertumbuhan anak.
Maka perlu bagi remaja untuk mendapatkan pendidikan parenting, pemahaman kesehatan serta pemahaman akan pentingnya penerapan makan dengan pola gizi seimbang.
Puskesmas Tosari sebagai pusat layanan kesehatan masyarakat di wilayah Kecamatan Tosari terus melakukan berbagai upaya guna menekan kasus stunting. Salah satunya melalui inovasi RESLETING (Remaja Sehat Peduli Stunting) yang menjadi terobosan penanganan stunting lintas program dan lintas sektor. Kegiatan ini bertujuan memacu kemandirian kelompok remaja sehat yang peduli pencegahan stunting, dengan cara persiapan kehamilan.
RESLETING dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu pendampingan setiap bulan dari petugas Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) dan petugas UKS Puskesmas Tosari bersama guru UKS di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi setiap bulan Februari dan Oktober oleh tim skrining Puskesmas Tosari yaitu petugas Gizi, Promkes, Kesling, Analis Kesehatan dan apoteker.
"Stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan anak terganggu. Ditandai dengan tubuh pendek yang disebabkan kekurangan gizi kronis. Stunting adalah sebuah siklus. Jika calon ibu punya asupan gizi kurang sejak remaja, maka berisiko punya anak kurang gizi dan si anak akan mencontoh pola makan ibunya.
Siklus tersebut akan terus berlanjut, siklus inilah yang ingin kami putus melalui kegiatan RESLETING. Tentunya perlu adanya kolaborasi bersama lembaga pendidikan untuk mensukseskan kegiatan ini," tutur drg. Achmad Murtadho, Kepala UOBF Puskesmas Tosari. (Sof).