Probolinggo, SGI.News. Pemerintah Kota Probolinggo terus berupaya mengatasi permasalahan sampah, salah satunya dengan mengimplementasikan program "Probolinggo Bersolek". Salah satu fokus utama dari program ini adalah menyelesaikan isu sampah yang selama ini menjadi tantangan, mengingat sampah yang dihasilkan mencapai sekitar 70 ton per hari, yang membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Jalan Anggrek hampir penuh.
Salah satu langkah nyata yang diambil adalah dengan menggelar audiensi bersama PT Reciki Solusi Indonesia untuk membahas pengelolaan sampah menggunakan teknologi modern. Pertemuan tersebut berlangsung pada Senin (10/3) di ruang transit Kantor Wali Kota Probolinggo, yang dipimpin langsung oleh Wali Kota dr. Aminuddin.
Dalam pertemuan ini, Wali Kota dr. Aminuddin menjelaskan bahwa PT Reciki Solusi Indonesia menawarkan sistem pengelolaan sampah yang difokuskan pada pengurangan sampah di TPA. “PT Reciki Solusi Indonesia menawarkan sistem pengelolaan yang berbasis pengurangan sampah pada TPA. Sehingga dengan sistem dan teknologi canggihnya tersebut, tidak lagi terjadi penumpukan sampah dan menjadi solusi bagi permasalahan sampah di Kota Probolinggo,” ujarnya.
Wali Kota dr. Aminuddin juga berharap kerjasama ini dapat membuat Kota Probolinggo bersih dari sampah yang menumpuk. “Program kami Probolinggo Bersolek, salah satunya adalah bersih dari sampah yang menumpuk di manapun, maka kita bersihkan melalui kerjasama ini. Sehingga nantinya akan semakin memudahkan dalam pembinaan proses pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat,” harapnya.
Direktur PT Reciki Solusi Indonesia, Bhima Aries Diyanto, menjelaskan lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan dalam pengelolaan sampah. Teknologi tersebut akan memisahkan sampah yang sebelumnya tercampur, dan mengelompokkan sampah sesuai dengan karakteristiknya. Hasil pengolahan sampah ini nantinya dapat digunakan untuk berbagai produk alternatif atau RDF (Refuse Derived Fuel) mulai dari bahan baku semen dan bisa menggantikan produk batubara, sampah plastik yang dapat diubah menjadi bio diesel setara dexlite, serta sampah organik yang bisa dijadikan kompos. Selain itu, sisa sampah lainnya dapat diolah menjadi produk batako atau paving blok.
Bhima mengungkapkan potensi besar dari pengelolaan sampah di TPA Kota Probolinggo yang dapat mengolah hingga 100 ton sampah per hari dengan teknologi ini. “Jika teknologi ini sudah bisa dioperasikan di TPA di Jalan Anggrek, maka nanti bisa mengolah sampah hingga 100 ton perharinya. Kerjasama ini harus bisa memberikan dampak positif bagi Kota Probolinggo selain pengurangan pada tumpukan sampah di TPA juga bisa menyerap tenaga kerja lokal,” ungkapnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Retno Wandansari, berharap agar kerjasama dengan PT Reciki Solusi Indonesia dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Akan kita upayakan dan kita komunikasikan juga dengan perangkat daerah terkait supaya bisa berjalan dengan lancar serta membantu menyelesaikan permasalahan sampah di Kota Probolinggo,” tutupnya. (Har).